Sabtu, 20 Mei 2017

Mendaki gunung Merapi


Hujan turun dengan deras mengguyur kota Solo sore itu. Kubaca pesan Line dari Heru ketika kereta api Pramex sampai di stasiun Balapan. Dia sudah menungguku di depan pintu keluar stasiun.
Aku bergegas turun. Pegal juga rasanya berdiri dari Jogja selama sejam karena tidak dapat tempat duduk.
Heru mengantarku ke mess mahasiswa milik Pemda Kaltim tempat tinggal Bagas. Aku biasa tidur disini kalau sedang main di Solo. Keesokan siangnya kami berangkat ke Selo, Boyolali. Kami berencana naik gunung Merapi bersama teman-teman dari Jogja, Semarang, dan kota-kota lainnya.
Jam 4 sore kami sampai di basecamp pendakian. Basecamp sudah ramai oleh pendaki. Mungkin karena akhir pekan.
Baiklah, sebelumnya kuabsen dulu siapa saja yang ikut pendakian kali ini.
1. Heru ( Solo )
2. Bagas ( Solo )
3. Andian ( Klaten )
4. Ibnu ( Solo )
5. Zaqy ( Malang )
6. Brian ( Bandung )
7. Arif ( Jogja )
8. Roby ( Jogja )
9. Cece ( Surabaya )
10. Abbaq ( Jogja )
11. Rizky ( Semarang )
12. Cassandra ( Jakarta )
13. Novi ( Semarang )
14. Faizal ( Semarang )
15. Endy ( Rembang )
16. Lidya ( Batang )
17. Lois ( Jogja )
18. Mossy ( Jepara )
19. Ifantri ( Wonosobo)
20. Nemo ( Bali )
Jam 7 malam kami mulai pendakian minus Ibnu dan Brian karena masih menunggu kedatangan Lois dan Abbaq. Sempat terjadi insiden kecil karena beberapa teman yang berjalan paling depan salah jalur yang mengharuskan mereka kembali lagi. 

Pagi Di Merapi

Jalan mulai berubah dari paving beton ke tanah. Jalur terus menanjak dengan kemiringan bervariasi. Nyaris tanpa bonus sama sekali. Kami istirahat di Pos 1 setelah sekitar 1 jam berjalan. Malam itu cuaca cukup cerah. Pemandangan malam hari kota Boyolali dan Jogja terlihat jelas dan indah.
Jam 11 malam kami sudah sampai di Watu Gajah. Dinamakan demikian karena disini ada batu bulat sebesar gajah disebelah kiri jalur. Ini merupakan salah satu spot pavorit buat berfoto-foto buat para pendaki.
Jalur mulai agak landai dengan bebatuan dan pasir kerikil. Aku terus berjalan diantara cerukan batu hingga sampai di tanah datar dan lapang. Suasana sepi sekali. Aku berhenti disini sambil menunggu teman-teman lain yang masih di belakang.
Kuarahkan senter ke segala penjuru. Kulihat papan bertuliskan "Pasar Bubrah ". Ah, ternyata aku sudah sampai. Aku berjalan turun ke arah kerlap kerlip lampu senter di bawah. Pasar Bubrah merupakan dataran luas berbatu. Disinilah para pendaki mendirikan tenda sebelum ke puncak Merapi.
Aku satu tenda dengan Endy, Rizky dan Cece. Udara benar-benar dingin menusuk. Kucoba untuk tidur. Tiba-tiba kudengar suara gamelan sayup-sayup. Makin lama suara gamelan itu makin jelas di telinga. Aku yang sudah sering membaca kisah mistis di pasar bubrah merasa bergidik ngeri. Kumasukan kepalaku kedalam sleeping bag dan menutup kedua telingaku.


Jalur menuju  ke Puncak Merapi 


Jangan salah fokus sama topinya :)

Jam 5 pagi aku sudab terjaga. Kulihat Rizky juga sudah bangun dan mempersiapkna kameranya untuk memotret sunrise. Aku keluar tenda dengan agak malas-malasan karena udara yang begitu dingin sambil membawa kamera. Teman-teman di tenda lain belum ada yang bangun.
Setelah mengambil beberapa foto aku kembali ke tenda. Kulihat Roby keluar dari tendanya. Akupun mengajaknya naik ke puncak. Jam 6 pagi kami mulai pendakian ke puncak berbekal satu botol besar air mineral. Jalur dari pasar Bubrah ke puncak Merapi merupakan jalur berpasir, mirip dengan jalur ke puncak Semeru. Hanya saja lebih dalam pasirnya yang di Semeru. Jalur dengan pasir begini memang menyebalkan dan butuh kesabaran extra. Setelah melewati jalur pasir, jalurnya berupa bebatuan yang agak enak untuk dipijak. Tapi tetap harus hati-hati karena curam dan batu-batunya mudah lepas.

Sepatu Joggingku dah sampai puncak Merapi :)

 Puncak Merapi. Photo by @ifantri


 Roby on the Top!


Jam 7.10 pagi akhirnya kami sampai di pinggir kawah Merapi. Kulihat disebelah kiri menjulang gagah puncak tusuk gigi. Aku agak merinding melihatnya, mengingat dua tahun lalu seorang pendaki tewas jatuh kedalam kawah setelah berfoto-foto di sana.



Kebersamaan ini akan selalu dikenang. Thank you so much guys!

1 komentar:

  1. Assalamualaikum senang sekali saya bisa menulis dan berbagi kepada teman-teman disini, Awal mula saya ikut pesugihan, Karena usaha saya bangkrut dan saya di lilit hutang hingga 900jt membuat saya nekat melakukan pesugihan, hingga suatu waktu saya diberitahukan teman saya yang pernah mengikuti penarikan uang ghaib dengan AKI SOLEH JAFFAR menceritakan sosok AKI SOLEH JAFFAR, saya sudah mantap hati karena kesaksian teman saya, singkat cerita saya mengikuti saran dari pak.aki saya harus memilih penarikan dana ghaib 1 hari cair dengan tumbal hewan dan alhamdulillah keesokan harinya saya di telepon oleh pak aki bahwa ritualnya berhasil dana yang saya minta 3Milyar benar-benar masuk di rekening saya, sampai saat ini saya masih mimpi uang sebanyak itu bukan hanya melunaskan hutang ratusan juta bahkan mampu membangun ekonomi saya yang sebelumnya bangkrut, kini saya mempunyai usaha di jakarta dan surabaya yang lumayan besar, saya sangat bersykur kepada allah dan berterimakasih kepada pak. AKI SOLEH JAFFAR berkat beliau kini saya bangkit lagi dari keterpurukan. Jika ada teman-teman yang sedang mengalami kesulitan masalah ekonomi saya sarankan untuk menghubungi ki sholeh jaffar di nomor ini HUBUNGI WHATSAPP 0853-7778-3331 agar di berikan arahan Atau KLIK DISINI












    BalasHapus