Rabu, 29 Juli 2015

Mendaki Gunung Mutis yang Mistis



Gunung dengan ketinggian 2427 Mdpl ini merupakan gunung tertinggi di Nusa Tenggara Timur ( NTT ) dan terletak di pulau Timor. Setelah menginap semalam di homestay Lopo Mutis milik bapak Anin, jam 6 pagi ditemani Om Samuel sebagai guideku, setelah sarapan dua buah pisang goreng dan segelas teh hangat, aku memulai pendakian dengan berbekal biscuit dan 3 potong gula merah karena nasi belum matang. Menurut pak Anin jarak homestay sampai di puncak Mutis adalah 21 km. Jauh juga, pikirku. Aku estimasi kalau 1 jam bisa menempuh 4 km, berarti kurang lebih 5 jam aku akan sampai di puncak Mutis.



Gunung Mutis  

Berjalan  melewati hutan dengan pohon-pohon Eucalyptus yang sudah berusia ratusan tahun dan berlumut seakan-akan membawaku ke dunia lain. Ditambah kabut yang selalu menyelimuti hutan benar-benar menghadirkan suasana mistis! Setelah kurang lebih  2 jam berjalan kami sampai di hamparan padang rumput yang luas. Masyarakat disini menyebut tempat ini Padang Lelofui. Dari sini kelihatan gunung Mutis berdiri dengan anggunnya di kejauhan. Beberapa ekor sapi dan kuda tampak asyik merumput dengan tenangnya.



 Padang Lelofui

Kubuka bekal yang dikasih oleh bapak Anin dan memakan sedikit gula merah. Kami melanjutkan perjalanan dan bertemu dengan 5 orang pendaki asal desa Eban (salah satu desa di kaki gunung Mutis) yang bermaksud berpesta tahun baru di Puncak Mutis. Seorang diantara mereka tampak memikul karung yang ternyata isinya seekor babi hidup! Sedang yang lainnya membawa golok besar, pengorengar dan lain-lain. Lengkap sekali sehingga membuat aku dan Om Samuel geleng-geleng kepala melihatnya. Disini om Samuel mengambil air di sebuah sumber air yang airnya melimpah. Begitu dingin dan menyegarkan!




 Padang II
Melewati padang savanna dan hutan kecil kami beristirahat kembali di dekat kuburan tua yang konon makam orang Belanda jaman dulu. Dari sini pemandangan luar bisa indah. Tampak gunung-gunung marmer berdiri kokoh dibawah sana. Menakjubkan!


Ketika kembali memasuki hutan di sebelah kiri tampak batu besar dan om Samuel berbicara dalam bahasa Dawan entah sama siapa dan  menyuruhku menaruh sepotong biscuit disana. Katanya sih untuk permohonan ijin memasuki gunung Mutis. Jalurpun semakin menanjak dengan hutan yang semakin lebat. Ketika mendekati puncak 1 hujan turun dengan lebatnya. Segera kupakai jas hujannku. Kelima orang asal Eban itupun kocar kacir mencari tempat berteduh dengan badan yang basah kuyup. Berhenti sebentar di puncak 1 kamipun melanjutkan perjalanan ke puncak 2. Tepat jam 12 siang kami sampai di puncak  tertinggi gunung Mutis. Artinya 6 jam kutempuh waktu dari homestay sampai disini. Hujan sudah mereda. Kabut menyelimuti seluruh bagian gunung. Setelah memakan sisa-sisa biskuit dan berfoto-foto ala kadarnya kami bergegas turun. 




Sampai di puncak 1 kulihat 5 orang itu sedang membereskan perlengkapan mereka. Mereka mengurungkan niat untuk berpesta di puncak walaupun babi sudah terlanjur dipotong. Kami cuma bisa tertawa melihat kelakuan mereka. Hujan turun semakin lebat mengiringi perjalanan kami turun gunung. Jam 6 sore aku sampai di homestay dengan badan yang basah kuyup dan perut yang super lapar karena seharian cuma makan biskuit dan gula merah disambut pak Anin dengan muka cemas. 

How to get there?
- Dari Kupang naik angkutan umum ke Soe. Bus Rp. 35.000 Travel Rp. 50.000
- Dari Soe naik Bemo jurusan Kapan  Rp.10.000
- Dari Kapan naik ojek ke desa Fatumnasi Rp.60.000 
- Guide ke gunung Mutis Rp.100.000
- Nginap di Homestay Lopo Mutis Rp. 100.000/malam

4 komentar:

  1. Nice post!

    Kunjungan pertama saya ke Fastumnasi hanya beberapa jam saja. Tapi saya tahu saya akan kembali karena masih banyak lokasi eksotis yang harus disambangi, salah satunya Gunung Mutis ini.

    Btw untuk menginap di Lopo Mutis apakah harus datang langsung atau bisa book via telp?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Langsung saja datang kesana, karena sinyal hape kadang lelet disana
      Btw thanks sudah mampir

      Hapus
  2. bagaimana cara mencari guide untuk ke sana?

    BalasHapus