Tujuan utama tripku kali ini sebenarnya
adalah Larantuka. Tapi setelah mengecek harga tiket pulang pesawat dari Maumere
ke Denpasar yang fantastis, akupun harus mengubur dalam-dalam mimpiku untuk
menginjakkan kaki di kota seribu gereja tersebut serta mendaki gunung Ile
Mandiri dan Ile Boleng. Kalaupun memaksa pulang lewat jalur darat tentunya
sudah tidak memungkinkan karena libur yang terbatas. Jadi aku harus cukup puas
sampai di Ruteng saja kali ini.
Gereja Katedral Ruteng
Jam di ponselku sudah menunjukkan pukul 9
malam ketika mobil travel yang kutumpangi memasuki kota Ruteng. Jalanan sudah
sepi dan berkabut. Ruteng, kota dingin yang dikelilingi pegunungan ibukota Mangarai
ini tampaknya sudah mulai terlelap. Aku menginap di rumah pak Blasius, tempatku
menginap dulu ketika akan mengunjungi Wae Rebo. Rupanya dia masih mengingatku.
Sebelum tidur aku mulai browsing tempat2
wisata menarik di sekitaran Ruteng. Cancar, Liang Bua, Danau Ranamese cuma itu
saja yang banyak disebutkan. Ok fix, berarti besok pagi aku harus ke Cancar
baru ke liang Bua dan Ranamese.
Kantor Bupati
Keesokan harinya, setelah jalan-jalan
menikmati pagi yang dingin di Alun-alun kota, aku diantar ke Hotel Rima untuk
sewa motor. Om Sony, Manager Hotel Rima mengajakku ngobrol sambil minum kopi
khas Mangarai. Benar-benar sambutan yang hangat. Om Sony mengeluhkan pariwisata
di daerahnya yang masih dalam masa kegelapan karena minimnya perhatian
pemerintah. Hampir setengah jam ngobrol akupun berpamitan untuk segera
menjelajahi bumi Mangarai.
Sawah Jaring laba-laba di Cancar
Sampai di Cancar sudah pukul 11 siang. Aku
merasa bingung darimana melihat sawah jaring laba-laba seperti yg kulihat di
internet. Setelah bertanya sana sini akhirnya seorang warga menunjukkan jalan
menuju bukit untuk melihat sawah tersebut. Sampai di bukit ada sebuah rumah
kayu yang dijaga oleh bapak-bapak setengah tua. Sesudah mengisi buku tamu dan
memberi sumbangan wajib sebesar Rp.20.000,- aku berjalan ke puncak bukit
diantar 2 orang anak kecil yang dengan riang gembira menemaniku. Ertis dan Lian
nama kedua anak itu
Tak sampai 10 menit kami sudah sampai di
puncak bukit. Hamparan sawah berbentuk jaring laba-laba tampak jelas dari sini,
persis seperti yang kulihat di foto-foto instagram. Indah sekali! Ertis dan
Lian dengan senang hati berpose. Ah..anak-anak yang lugu dan lucu!! Setelah
puas mengambil foto aku langsung berpamitan untuk segera menuju gua Hobit Liang
Bua.
Karena tidak melalui jalur umum perjalanan
menuju Liang Bua terasa sangat lama, belum lagi jalanan yang rusak parah.
Karena lupa bertanya beberapa kali aku salah arah dan harus memutarbalik
motorku. Tapi untunglah pemandangan yang luar biasa indah menjadi pelipur lara
di sepanjang perjalanan. Aku harus sering berhenti dan turun dari motor untuk
mengabadikan lanskap alam Ruteng yang benar-benar menakjubkan! Benar kata om
Sony, kalau daerahnya sebenarnya menyimpan potensi wisata yang luar biasa!
Sayang pemerintah setempat kurang tanggap dan terkesan kurang peduli.
Liang Bua
Jam 1,15 siang akupun sampai di liang Bua. Suasana
tampak sepi. Hanya ada beberapa orang yang asyik ngobrol dalam bahasa jawa. Tampaknya
para pekerja penggali situs. Mereka kelihatan cuek dengan kehadiranku. Akupun
ikut-ikutan cuek hahah. Karena kurang suka berwisata ke gua aku tidak
berlama-lama disini. Setelah jepret sana sini aku langsung kembali ke Ruteng
melalui jalur umum yang lagi-lagi pemandangan di sepanjang jalan yang sangat
indah membuatku harus sering turun dari motor karena sayang sekali kalau
pemandangan yang luar biasa ini dilewatkan begitu saja oleh lensa kameraku.
Landscape of Ruteng
Info Tambahan :
Agar lebih leluasa menjelajahi Ruteng
disarankan untuk menyewa motor Rp. 90.000/hari
Untuk sewa motor bisa hubungi om Sony manager Rima Hotel, Hp 081339419696
Cukup dengan fotokopi KTP motor sudah
ditangan.
Menginap di Rima Hotel Harga mulai Rp. 100.000/
malam
Kalau mau lebih murah bisa menginap di
rumah Pak Blasius pemilik pangkalan minyak tanah dekat gereja Imanuel Rp.
70.000/malam
Kamarnya bersih dan terawat dengan 2 kasur
single.
Pak Blasius Hp. 082 145 405 487
Mantapppp bli
BalasHapus