Kusetel alarm di hpku pada jam 3.30 pagi. Si penjual edelweiss berjanji menjemputku di warung depan penginapan jam 4 pagi. Aku tidur jam 9 malam, agar staminaku baik saat pendakian besok. Tapi dasar aku memang tidak sabar untuk mendaki, jam 3 pagi aku sudah bangun. Aku langsung ke kamar mandi untuk cuci muka. Lalu duduk di ruang tamu sambil nonton TV. Tiba-tiba ada sms masuk dari si bapak edelweiss yang memberitahu kalau dia tidak bisa mengantarku karena anaknya sakit. Agak kecewa sebenarnya dan akupun bermaksud untuk tidur lagi.
Tiba-tiba muncul keinginanku untuk menikmati sunrise dari kawah Bromo saja. Aku langsung berkemas dan langsung keluar rumah. Brrrrrr.. udara dingin langsung menyergapku. Tidak ada orang kulihat di loket masuk kawasan Bromo. Aku berjalan terus. Kulihat 2 orang pria duduk diatas motornya masing-masing.
"Ojek mas" sapa salah satu dari mereka.
"Saya mau mendaki gunung Batok, ada yang bisa antar? " langsung saja aku utarakan tujuanku.
"Oh, ke puncak Batok ya mas, saya bisa antar" sahut orang yang satunya lagi.
"Berapa ongkosnya mas" tanyaku.
"150 ribu" jawabnya. Ternyata sama dengan si bapak penjual edelweiss.
"Oke, ayo berangkat" jawabku dengan semangat.
"Siap boss..!!!" ucapnya sambil menstarter motornya.
Motorpun melaju menembus kegelapan malam. Kabut sangat tebal sehingga jarak pandang sangat terbatas. Aku jadi pesimis bisa menikmati sunrise dari puncak Batok. Tidak beberapa lama kamipun sampai di kaki Batok. Setelah memarkir motornya di dekat toilet, kami langsung melakukan pendakian. Jalur pendakian sangat terjal dan hampir tidak ada tempat berpegangan. Salah melangkah sedikit, mungkin sudah menggelinding ke jurang. Cukup memacu adrenalin pendakian ke gunung ini.
Puncak Batok
Akhirnya setelah mendaki selama 40 menit kami sampai juga di puncak gunung. Sebuah tiang kayu dengan bendera yang sudah mulai robek menyambut kami. Lega rasanya, kupanjatkan syukur dan terima kasih kepada Tuhan. Puncak Batok berupa dataran berpasir yang cukup luas. Terdapat tumbuhan cantigi tumbuh di beberapa tempat. Ternyata ada pelinggih ( pura kecil ) di bagian barat menghadap ke utara. Kusempatkan diri berdoa sebentar di depan pelinggih.
Pemandangan dari sini benar-benar indah. Tampak di kejauhan puncak gunung Semeru. Kabut masih menyelimuti sehingga keindahan yang tersaji kurang maksimal. Bau belerang dari kawah Bromo tercium juga dari sini. Cukup lama kami dipuncak Batok sambil berharap kabut segera hilang. Ternyata kabut malah makin tebal sehingga kamipun memutuskan untuk turun.
Lah aku baru tahu kalo Gunung Bathok ini bisa didaki. :)
BalasHapus