Rabu, 29 Juli 2015

Sore yang Syahdu di Tengku Lese



Sebuah foto di Instagram menarik perhatianku. Foto persawahan yang indah dengan latar belakang air terjun dua tingkat benar-benar mengusik hati. Cuma ada keterangan foto: Air tejun Cunca Lega, Flores. Langsung saja aku browsing. Sangat minim sekali info tentang air terjun ini. Satu artikel menyebut letaknya di desa Tengku Lese, satu lagi menyebut desa Nanu. Membingungkan! Bagamana bisa tempat seindah ini jarang orang yang mengetahuinya.



 Daripada lama-lama larut dalam kebingungan karena waktu sudah menunjukkan jam 3 sore, aku langsung tancap gas menuju Tengku Lese setelah bertanya beberapa kali. Ternyata tidak semua orang Ruteng tahu desa Tengku Lese!


Dan kejadian ketika mengunjungi Liang Bua pun kembali terulang. Lagi-lagi aku harus berhenti berkali-kali untuk memotret pemandangan indah sepanjang perjalanan. Ah.. Manggarai, alammu benar-benar luar biasa! Sesekali aku cuma bisa berdecak kagum dan bengong beberapa saat mengagumi keindahan lukisan alam yang terpampang di depan mata.

Gerimis turun ketika aku memasuki desa Tengku Lese. Aku langsung bertanya letak air terjun pada seorang ibu-ibu di depan warung kecil. Ternyata memang benar air terjun itu milik desa Tengku Lese, tapi untuk trekking ke sana harus lewat desa Nanu. Mestinya tadi aku langsung saja ke desa Nanu untuk mempersingkat waktu. 



Menerobos gerimis langsung kupacu motor menuju desa Nanu. Sekitar 30 menit kemudian aku sampai di desa Nanu. Sudah pukul setengah enam sore, gerimis belum juga reda. Beberapa anak kecil yang baru habis mandi di kali dengan senang hati menunjukkan jalan menuju air terjun. Memasuki jalan berbatu tampak jelas air terjun Cunca Lega dikejauhan  dengan persawahan dengan warna padi yang hijau dan kuning berlapis-lapis terlihat indah sekali! 





Aku berjalan memasuki persawahan sambil mengambil foto. Sudah tak mungkin lagi untuk mendekati air terjun karena hari sudah mulai remang-remang. Beberapa orang petani yang baru turun dari sawah menghampiriku, menyalamiku, memperkenalkan diri masing-masing sambil tersenyum ramah. Sangat ramah sekali! Inilah yang aku suka dengan orang Flores. Senyum mereka begitu tulus tidak dibuat-buat. Tidak ada tatapan curiga dan penuh selidik. Salah satu dari mereka mengajakku ke rumahnya yang terletak di pinggir sawah. Kami ngobrol di teras rumah ditemani kopi dan ubi rebus. Hangat dan akrab. Rasanya seperti bertemu keluarga yang sudah lama tidak bersua. Menikmati sore yang indah, memandangi hamparan sawah sementara matahari mulai tenggelam di ufuk barat terasa begitu syahdu. 




Mereka menawariku untuk menginap dan melihat air terjun pagi harinya. Tapi karena besok paginya harus ke Bajo dengan berat hati aku tolak tawaran tersebut. Tapi aku berjanji akan datang lagi dan menginap suatu hari nanti. Jam 7 malam akupun berpamitan untuk kembali ke Ruteng. Berat sekali rasanya. Sebuah pertemuan singkat namun sangat berkesan dan akan selalu kukenang dalam hidupku.


Info tambahan:
Untuk menuju desa Nanu/Tengku Lese lebih baik sewa motor/ mobil di Ruteng atau Labuan Bajo sehingga lebih bebas untuk menikmati pemandangan sepanjang perjalanan.
Untuk sewa motor bisa hubungi om  Sony manager Rima Hotel, Hp 081339419696


Tidak ada komentar:

Posting Komentar