Sebuah foto di Instagram menarik perhatianku.
Foto persawahan yang indah dengan latar belakang air terjun dua tingkat benar-benar
mengusik hati. Cuma ada keterangan foto: Air tejun Cunca Lega, Flores. Langsung
saja aku browsing. Sangat minim sekali info tentang air terjun ini. Satu
artikel menyebut letaknya di desa Tengku Lese, satu lagi menyebut desa Nanu. Membingungkan!
Bagamana bisa tempat seindah ini jarang orang yang mengetahuinya.
Daripada
lama-lama larut dalam kebingungan karena waktu sudah menunjukkan jam 3 sore,
aku langsung tancap gas menuju Tengku Lese setelah bertanya beberapa kali.
Ternyata tidak semua orang Ruteng tahu desa Tengku Lese!
Dan kejadian ketika mengunjungi Liang Bua
pun kembali terulang. Lagi-lagi aku harus berhenti berkali-kali untuk memotret
pemandangan indah sepanjang perjalanan. Ah.. Manggarai, alammu benar-benar luar
biasa! Sesekali aku cuma bisa berdecak kagum dan bengong beberapa saat
mengagumi keindahan lukisan alam yang terpampang di depan mata.
Gerimis turun ketika aku memasuki desa
Tengku Lese. Aku langsung bertanya letak air terjun pada seorang ibu-ibu di
depan warung kecil. Ternyata memang benar air terjun itu milik desa Tengku
Lese, tapi untuk trekking ke sana harus lewat desa Nanu. Mestinya tadi aku
langsung saja ke desa Nanu untuk mempersingkat waktu.
Menerobos gerimis langsung kupacu motor
menuju desa Nanu. Sekitar 30 menit kemudian aku sampai di desa Nanu. Sudah
pukul setengah enam sore, gerimis belum juga reda. Beberapa anak kecil yang
baru habis mandi di kali dengan senang hati menunjukkan jalan menuju air
terjun. Memasuki jalan berbatu tampak jelas air terjun Cunca Lega
dikejauhan dengan persawahan dengan
warna padi yang hijau dan kuning berlapis-lapis terlihat indah sekali!
Aku berjalan memasuki persawahan sambil
mengambil foto. Sudah tak mungkin lagi untuk mendekati air terjun karena hari
sudah mulai remang-remang. Beberapa orang petani yang baru turun dari sawah
menghampiriku, menyalamiku, memperkenalkan diri masing-masing sambil tersenyum
ramah. Sangat ramah sekali! Inilah yang aku suka dengan orang Flores. Senyum
mereka begitu tulus tidak dibuat-buat. Tidak ada tatapan curiga dan penuh
selidik. Salah satu dari mereka mengajakku ke rumahnya yang terletak di pinggir
sawah. Kami ngobrol di teras rumah ditemani kopi dan ubi rebus. Hangat dan
akrab. Rasanya seperti bertemu keluarga yang sudah lama tidak bersua. Menikmati
sore yang indah, memandangi hamparan sawah sementara matahari mulai tenggelam
di ufuk barat terasa begitu syahdu.
Mereka menawariku untuk menginap dan
melihat air terjun pagi harinya. Tapi karena besok paginya harus ke Bajo dengan
berat hati aku tolak tawaran tersebut. Tapi aku berjanji akan datang lagi dan
menginap suatu hari nanti. Jam 7 malam akupun berpamitan untuk kembali ke
Ruteng. Berat sekali rasanya. Sebuah pertemuan singkat namun sangat berkesan
dan akan selalu kukenang dalam hidupku.
Info tambahan:
Untuk menuju desa Nanu/Tengku Lese lebih baik sewa motor/ mobil di Ruteng atau Labuan Bajo sehingga lebih bebas untuk menikmati pemandangan sepanjang perjalanan.
Untuk sewa motor bisa hubungi om Sony manager Rima Hotel, Hp 081339419696
Untuk sewa motor bisa hubungi om Sony manager Rima Hotel, Hp 081339419696
Tidak ada komentar:
Posting Komentar